A Class and Gender Reading of Oscar Wilde's "The Importance of Being Earnest": Between Satire and Social Subversion in Translation Contexts
Keywords:
analysis, class, gender, Oscar Wilde, moral message, humor, translation strategiesAbstract
"The Importance of Being Earnest" merupakan mahakarya dramatis Oscar Wilde yang dipentaskan pertama kali pada 14 Februari 1895, di penghujung era Victoria. Drama ini mengisahkan Jack Worthing dan Algernon Moncrieff yang menciptakan identitas palsu bernama "Ernest" untuk melarikan diri dari kewajiban sosial mereka. Penelitian ini menganalisis bagaimana Wilde mengonstruksi kritik terhadap kelas sosial dan peran gender melalui pendekatan analisis tematik. Struktur tematik penelitian mengidentifikasi tiga bentuk kritik utama terhadap kelas sosial: (1) obsesi terhadap garis keturunan yang direpresentasikan melalui interogasi Lady Bracknell, (2) komodifikasi pernikahan sebagai transaksi ekonomi, dan (3) kemunafikan moral kelas atas melalui konsep "Bunburying." Analisis gender mengungkapkan perlawanan perempuan melalui karakter Gwendolen dan Cecily yang menunjukkan agensi dalam menentukan pilihan romantis mereka. Wilde menggunakan humor dan satire sebagai strategi untuk mengkritik konvensi sosial, khususnya melalui permainan kata "Ernest/earnest" yang menjadi tantangan utama dalam penerjemahan ke bahasa Indonesia. Penelitian ini menerapkan teori penerjemahan Venuti tentang domestikasi versus foreignisasi untuk menganalisis bagaimana pilihan strategi penerjemahan mempengaruhi representasi tema kelas dan gender. Temuan menunjukkan bahwa penerjemahan drama ini ke bahasa Indonesia memerlukan negosiasi kompleks antara mempertahankan spesifisitas budaya Victorian dan memastikan aksesibilitas makna bagi pembaca Indonesia.